KONSEP PENDIDIKAN:
PERGURUAN ADZKIA Versus PERGURUAN AR RISALAH
PERGURUAN ADZKIA Versus PERGURUAN AR RISALAH
Oleh:
ZAIJONI, AMRISAL, SYAFRIAL dan DARMAWAN
A.
Pendahuluan
Setiap
orang tua menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan yang baik dan bermutu,
sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan anak-anaknya, serta tuntutan
kebutuhan lokal dan global. Pendidikan tersebut bisa dilakukan dalam keluarga,
di masyarakat dan bisa juga melalui pendidikan di sekolah, baik sekolah negeri
atau swasta.
Orang
tua yang memilih untuk menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah negeri, maka anak
tersebut mengikuti pendidikan di sekolah dengan tatacara pengelolaan dan
kurikulum diatur sedemikian rupa berdasarkan Undang-undang sistem pendidikan
nasional dan wajib mengikuti aturan tersebut, walaupun otonomi pendidikan tetap
diberikan kepada sekolah tersebut. Sedangkan di sekolah swasta dalam
pengelolaan dan kurikulum yang dipakai di samping memakai aturan yang diatur
oleh pemerintah, sekolah swasta juga melakukan kebijakan sendiri dan pemakaian
kurikulum berdasarkan visi, misi dan tujuan pendidikan sekolah tersebut.
Sedangkan pemerintah hanya sebagai pengawas terhadap operasional sekolah tanpa
bisa ikut campur begitu mendalam terhadap kebijakan sekolah.
Sekarang,
menyekolahkan anak di tempat yang bermutu sekaligus sarat nilai-nilai keislaman
(Islam Terpadu/IT) sudah menjadi tren dan impian bagi sebagian besar orang tua,
para orang tua terpengaruh oleh tawaran lembaga pendidikan Islam Terpadu yang
menawarkan berbagai macam kelebihan baik kurikuler, ekstrakurikuler dan
fasilitas yang sangat lengkap, peluang kerja atau melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi, sehingga orang tua dengan segala upaya termasuk
menyiapkan dana yang cukup besar memilih sekolah yang menjadi impian mereka.
Tetapi banyak juga orang tua yang hanya punya mimpi, terutama orang tua
berlatar belakang ekonomi lemah, karena sekolah-sekolah Islam yang dianggap
bermutu tersebut menganggarkan biaya yang tak terjangkau oleh mereka.
Pada
tulisan ini penulis akan memaparkan dua bentuk lembaga pendidikan Islam yang
dianggap berkualitas di Sumatera Barat yaitu Perguruan Adzkia dan Perguruan Ar
Risalah. Hal yang akan menjadi pembahasan bagi penulis yaitu: sejarah,
kurikulum, pembiayaan dan tata kelola kelembagaan khususnya tingkat SLTP. Hal
ini menjadi pilihan bagi penulis karena tingkat pendidikan SLTP masih tergolong
pendidikan dasar dan sesuai dengan kebijakan pemerintah yaitu wajib belajar 9
tahun.
B.
Pembahasan
1.
Sejarah
Berdiri
a)
Perguruan
Adzkia
Berdirinya SMP Islam Terpadu (SMP IT) Adzkia berawal dari keinginan orang tua SD IT Adzkia
untuk menjaga kesinambungan pendidikan terpadu bagi anak-anak mereka. Yayasan
Pendidikan Islam Adzkia pun mencoba dengan segala kemampuan, didorong oleh
keinginan terwujudnya sebuah sekolah menengah yang menerapkan nilai-nilai
Islam. Maka, pada tahun 2002 dibuka pendaftaran untuk siswa perdana sebanyak 33
siswa. Kepala sekolah yang ditunjuk Drs. Ridwan Ya’qub dengan tenaga pengajar
15 orang pun mulai bergerak. Para ustadz ini berasal dari berbagai perguruan
tinggi mulai dari ITB, UI, Unand, IAIN, UNP, hingga UNJ. Target SMP IT yaitu
melahirkan generasi muda Islam yang cerdas, kreatif, dalam ridho Allah.[1]
Sejarah berdiri perguruan Adzkia tidak terlepas
dari bimbingan belajar (Bimbel) Adzkia tahun 1987 yang berpusat di Lolong
Padang yang didirikan oleh Prof. Dr. Irwan Prayitno, bersama-sama dengan Drs.
Faisal, Dr. Syukri Arief, M. Eng, dan Mahyeldi Ansharullah, SP. Bimbel tersebut kemudian dipindahkan ke PGAI dan selanjutnya pindah
lagi ke Jalan Damar Padang di tahun 1993.[2]
Pendirian TK Adzkia pertama berlangsung tahun 1993 di daerah Purus,
kemudian dibuka cabang di Padang Baru dan PGTK pun didirikan di kawasan Purus.
Kemudian SD Adzkia pun didirikan tahun 1996 di Taratak Paneh Padang. Setelah lulusan
pertama SD Adzkia tahun 2001, maka didirikanlah SMP IT Adzkia di Taratak Paneh
tahun 2002. Maka lulusan pertamanya pun sudah lahir dan berprestasi memuaskan.
Seluruh sekolah Adzkia ini berada di bawah naungan anggota Jaringan Sekolah
Islam Terpadu Indonesia. Sampai sekarang perguruan Adzkia telah mengelola
semua jenjang pendidikan mulai dari PAUD, TK, SMP, SMK dan Perguruan Tinggi.[3]
Berdasarkan paparan Hendrizal (Kaprodi PGSD); Sejak
tahun 1994 Yayasan Adzkia Sumatera Barat telah mengelola Perguruan Tinggi yaitu
Akademi Pendidikan Islam Adzkia (AKIA) dengan dua program studi yaitu D.II PGRA
dan D.II PGMI. Pada tahun 2003 Akademi Pendidikan Islam Adzkia berubah menjadi
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiayah Adzkia (STIT Adzkia). Pada tahun 2009 Yayasan
Adzkia Sumatera Barat mengelola Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
dengan dua program studi yaitu; Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PG PAUD), dan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).[4]
b)
Perguruan
Ar Risalah
Berbeda
dengan perguruan Adzkia, perguruan Ar Risalah muncul dari kepedulian sekelompok
pelajar Sumatera Barat yang belajar di LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam
dan Arab) Jakarta.
Sejak keberangkatan sekelompok
pelajar dari Sumatera Barat pada tahun 1990-an ke Jakarta untuk menuntut ilmu
di LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab), sudah mulai muncul gagasan
bahwa suatu saat nanti, penting didirikan sebuah lembaga pendidikan agama
berkualitas tinggi di Ranah Minang. Hal ini disebabkan sekelompok pelajar
tadi melihat langsung di lembaga mereka belajar
di Jakarta perkembangan dunia pendidikan agama Islam yang sudah semakin maju
jauh meninggalkan lembaga-lembaga pendidikan serupa di Sumatera Barat. Padahal
Sumatera Barat adalah pusat pendidikan agama Islam di Indonesia tempo dulu.[5]
Ide atau gagasan besar ini tetap
saja masih tertanam dalam hati para pelajar tadi bahkan berlanjut menjadi
berupa kegiatan-kegiatan dakwah dan pendidikan berkala saat para pelajar pulang
liburan ke Sumatera Barat. Dan bahkan saat sebahagian pelajar tadi melanjutkan
pendidikan ke Timur Tengah sementara komunikasi seputar gagasan besar tadi
masih tetap berlanjut.[6]
Akhirnya setelah belasan tahun hanya
dalam bentuk gagasan, para pelajar tadi yang sudah memiliki pengalaman beragam
sepakat mendirikan sebuah yayasan Islam dengan konsep pengembangan berbasis
wakaf ummat islam. Dan karena memang bidang pendidikan adalah bidang pengabdian
sangat strategis bagi masa depan ummat, disepakatilah untuk memulai kegiatan Yayasan pada bidang ini. Maka
pada hari Selasa tanggal 24 Juni 2003 di Solok Sumatera Barat berdirilah sebuah
yayasan dengan nama Yayasan Waqaf Ar Risalah terdaftar secara resmi pada
pegawai notaris Helmi Darlis No 28 tanggal 24/6/2003. Dan Program pertama
adalah mendirikan Perguruan Islam Ar Risalah yang beralamat
di Air Dingin, RT 01 RW IX Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah, Padang
Provinsi Sumatera Barat. Sampai saat ini perguruan Islam Ar Risalah telah
melaksanakan pendidikan mulai tingkat SLTP (SMP) dan SLTA (MA).[7]
2.
Kurikulum
Perguruan
Adzkia dan Ar Risalah sebagai lembaga pendidikan, sama halnya dengan lembaga
pendidikan lainnya dalam pengelolaan pendidikan, dalam pelaksanaan tentu juga
memiliki kurikulum sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar,
mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi.
Sebelum
lebih jauh kita melihat kurikulum, penulis akan memaparkan Visi dan Misi kedua
perguruan ini, karena visi sekolah adalah cita-cita bersama warga sekolah dan
segenap pihak yang berkepentingan, yang menggambarkan dan memberikan inspirasi,
motivasi, dan kekuatan untuk kepentingan pada mendatang. Sedangkan misi sekolah
adalah arah untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, menjadi dasar program
pokok sekolah dengan penekanan pada kualitas layanan pada peserta didik dan
mutu lulusan yang diharapkan.
Berikut
ini kita melihat visi dan misi kedua lembaga ini:
a)
Perguruan
Adzkia
Perguruan Adzkia di
tingkat SLTP memiliki visi ” Menjadi sekolah
unggul berakhlak islami untuk membentuk generasi masa depan yang inovatif”,[8]
dengan motto yaitu ”Mandiri, cerdas, kreatif dalam ridho Allah”.[9]
Sedangkan misinya yakni:
1)
Membentuk
generasi Robbani yang berakhlak mulia, cerdas dan terampil.
2)
Mengembangkan
dan mengoptimalisasi potensi SDM pendidikan.
3)
Menjalin
kerjasama yang harmonis antara sekolah, masyarakat dan lembaga formal terkait.
4)
Menyebarluaskan
konsep dan model operasional pendidikan Islam melalui jalinan silaturrahim dan
komunikasi.
5)
Membangun
dan mewujudkan strategi dan pembelajaran yang Menyenangkan, Efektif dan Islami
(MEI).
6)
Mengupayakan
terciptanya ”masyarakat belajar”.[10]
Berdasarkan visi dan
misi tersebut di atas terlihat bahwa lembaga ini mempunyai orientasi religius.
Namun kalau dilihat pada tata aturan penyusunan visi, ditemukan kesalahan dalam
penyusunan kata-kata, yaitu ditemukan kata kerja dalam penyusunannya yakni:
membentuk generasi masa depan yang inovatif. Padahal seharusnya dalam visi
hanya menunjukkan hasil yang diharapkan, tidak ada lagi kata kerja. Selanjutnya
dalam misi ditemukan item yang membingungkan dan menurut penulis sulit untuk
dikembangkan dalam tujuan sekolah dan tujuan pembelajaran, yaitu misi nomor 4
yaitu: Menyebarluaskan konsep dan operasional pendidikan Islam melalui jalinan
silaturrahim dan komunikasi.
Maka seharusnya dalam
menyusun visi dan misi sekolah harus disusun oleh tim khusus/TPK dan harus
dianalisis dan direvisi setiap tahun.
b)
Perguruan
Ar Risalah
Visi SMP Ar Risalah
yakni: ”Berkualitas dan profesional dalam
membangun generasi penuh berkah”,[11]
dengan bercirikan: ”Berakhlak lurus, beribadah secara benar, berahklak mulia,
berbadan sehat, berwawasan luas, terampil, mandiri, dan bermanfaat”.[12]
Misi pendidikan Ar Risalah yakni:
1)
Menyelenggarakan pendidikan dengan SDM yang capable di
bidangnya.
2)
Menyelenggarakan pembelajaran yang islami, modern, dinamis,
disiplin serta memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
3)
Memberikan pelayanan yang tepat dan memuaskan dalam setiap
penyelenggaraan pendidikan.
4)
Melahirkan kader ulama yang cendikiawan dan ilmuwan yang
berakhlak mulia dalam mewujudkan islam rahmatan lil
‘alamin.[13]
Berdasarkan visi dan
misi lembaga ini kalau dibandingkan dengan visi dan misi SMP IT Adzkia terlihat
bahwa visi dan misi SMP Ar Risalah lebih berorientasi agamis dibanding SMP IT Adzkia.
Seperti yang disampaikan oleh Budi Santoso (praktisi pendidikan tinggal di
Pasaman) mengatakan bahwa SMP Ar Risalah merupakan lembaga pendidikan umum yang
bercirikan pesantren.[14]
Karena itu sesuai dengan visi yang dijabarkan dalam misi pendidikan lebih
mengarah kepada spiritual.
Kurikulum (Permendiknas
nomor 22, 23 tahun 2006). Dalam acuan operasional penyusunan KTSP dinyatakan
bahwa kurikulum harus dikembangkan untuk peningkatan iman dan taqwa serta
akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.
Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung
peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
·
Perguruan Adzkia
Kurikulum
yang diterapkan di SMP IT Adzkia
merupakan kurikulum yang memadukan kurikulum nasional berdasarkan Permendiknas
nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi dan Permendiknas nomor 23 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan, dengan kurikulum Sekolah Islam Terpadu
(KSIT).[15]
Kurikulum
khusus yaitu:
1.
Kurikulum Al
Qur’an dan Diniyah, terdiri dari : pembelajaran Al Qur’an, bimbingan shalat,
pendidikan agama Islam, mentoring dan bahasa Arab.
2.
Kurikulum
pengembangan diri, terdiri dari : bela diri, panduan SIT, jurnalistik,
keterampilan komunikasi dan klub olah raga.[16]
Prinsip
pembelajaran :
-
Belajar dari
realitas kehidupan.
-
Pengembangan
kemampuan sosial.
-
Belajar dengan
melakukan (learning by doing).
-
Belajar aktif (active
learning).
-
Pembelajaran
lintas bidang studi.
-
Moving class.[17]
·
Perguruan Ar
Risalah
Perguruan
Islam Ar Risalah menggunakan kurikulum SMP dan MA nasional yang berafiliasi
kepada Kementerian Pendidikan Nasional RI dan Kementerian Agama Rl. Untuk SMP
menggunakan kurikulum berdasarkan Undang-undang Sisdiknas serta beberapa
Permendiknas. Sedangkan untuk MA menggunakan kurikulum berdasarkan pedoman dari
Kementerian Agama RI serta dipadukan dengan kurikulum khusus perguruan dengan
mengacu pada kurikulum pendidikan setara di Timur Tengah.
Yang
menarik di perguruan ini, menurut Emilia (staf Ar Rislah), bahwa dengan
mengabungkan kurikulum MA yang diatur oleh Kemenag dangan kurikulum pendidikan
setara di Timur Tengah, tamatan perguruan Ar Risalah banyak melanjutkan
pendidikan ke Timur Tengah terutama di Kairo Mesir. Lebih jauh Emilia
mengatakan bahwa guru-guru yang mengajar di perguruan ini banyak tamatan dari
Timur Tengah dan LIPIA Jakarta, sehingga materi dan model pembelajaran yang
diterapkan bernuansa Timur tengah.[18]
Pada
suatu kesempatan, bapak Sudirman (korwas pendidikan di Kota Pariaman) tentang keberadaan
kurikulum Sekolah Islam Terpadu. Berdasarkan pengalaman beliau sebagai pengawas
pendidikan, beliau mengatakan bahwa secara umum kurikulum Sekolah Islam Terpadu
bersifat abu-abu dan tidak terdokumentasi seperti kurikulum pembelajaran yang
termuat dalam Permendiknas nomor 22, 23 dan 24 tahun 2006. Kurikulum Islam
Terpadu tidak lebih dari sekedar materi tambahan dan sekumpulan tatatertib
satuan pendidikan.[19]
Kalau
Perguruan Adzkia lebih berorientasi kurikulum Al Qur’an dan Diniyah, Sedangkan
perguruan Ar Risalah lebih lebih berorientasi pada hafalan Al Qur’an, kemahiran
berbahasa Arab dan Inggris, sehingga alumni perguruan Ar Risalah banyak yang
melanjutkan pendidikannya ke Timur Tengah.
3.
Pembiayaan
Standar
pembiayaan diatur dalam Permendiknas nomor 69 tahun 2009 meliputi; 1. Jenis
pembiayaan, 2. Sumber pembiayaan, 3. Program pembiayaan.
Standar
biaya operasi nonpersonalia untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan
SMALB adalah standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasional
dan nonpersonalia selama 1 (satu) tahun untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB,
SMPLB, dan SMALB sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar satuan
pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan
sesuai Standar Nasional Pendidikan. Permendiknas nomor 69 tahun 2009 telah
mengatur sedemikian rupa; jenis pembiayaan, sumber pembiayaan dan program
pembiayaan.
Namun
ternyata perguruan Adzkia dan Ar Risalah menerapkan standar pembiayaan sendiri.
Lembaga ini dengan konsep otonomi sekolah mengatur jenis pembiayaan, sumber
pembiayaan dan program pembiayaan sendiri. Seperti kita lihat di Perguruan
Adzkia, untuk tingkat SMP orang tua membayar Rp. 550.000 per bulan, ditambah
dengan sumbangan-sumbanga lain seprti iuran pembangunan, konsumsi dan
lain-lain. Perguruan Islam Ar Risalah untuk tingkat SMP orang tua membayar
mulai dari Rp. 750 000 sampai dengan Rp. 1.000.000, tergantung hasil
kesepakatan dengan orang tua, sehingga kedua lembaga ini dikenal sebagai
sekolah Islam berbiaya mahal di Sumatera Barat.
Kebijakan
otonomi daerah dan otonomi pendidikan membawa konsekuensi dalam bidang
pendidikan. Pemerintah seolah-olah tidak punya kontrol langsung terhadap
sekolah-sekolah swasta, walaupun pemerintah daerah masih memberi subsidi kepada
sekolah, mulai dari sumber daya manusia (guru PNS yang diperbantukan) sampai
pendanaan.
Mahalnya
biaya pendidikan itulah yang mengurungkan niat ibu Widia (tinggal di Padang)
memasukan anaknya ke lembaga pendidikan Islam ternama ini. ”Awalnya, saya
berencana menyekolahkan di SD Adzkia. Tapi batal karena biayanya terlalu mahal,”
sesal ibu Widia yang sehari-hari berjualan lontong di pasar Alai Padang . Ibu
tiga anak ini mengaku kagum dengan kualitas pendidikan SD Adzkia Padang.
Lembaga pendidikan Islam yang pada Maret 2011 lalu genap berusia 23 tahun,
sekolah ini boleh dikatakan sekolah Islam terkemuka di Sumatera Barat.
Perlu
juga menjadi pertanyaan, Mengapa sekolah negeri bisa murah? Menurut penulis,
penyebabnya adalah subsidi yang berasal dari pemerintah cukup banyak. ”Tanah
yang dipakai masih milik negara atau sumbangan masyarakat, bangunan fisik
sekolah dibangun dari dana APBN dan APBD, gaji guru dimasukkan dalam anggaran
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah/Pusat, para siswa SD dan SMP pun diberikan
dana BOS sehingga bebas dari iuran.
Menurut
penulis, mahal atau murahnya biaya pendidikan terpulang kembali pada orangtua
yang akan menyekolahkan anak-anaknya. Meski banyak orang tua yang mengeluhkan
tingginya biaya sekolah di sekolah swasta, ada sebagian orangtua yang
menganggap mahalnya biaya pendidikan ini wajar-wajar saja, karena mereka lebih
berorientasi kepada mutu. Di antara orangtua ada berpendapat bahwa sekolah
negeri melaksanakan proses pembelajaran hanya ”memenuhi standar” yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Di
balik mahalnya biaya dan mungkin ”wah”nya fasilitas yang disediakan, ternyata
sekolah ”plus” juga memiliki plus dan minus. Sederet kelemahan; berdasarkan
pengamatan penulis sekolah yang menerapkan sistem full day alias belajar
mulai jam 07.00-16.00, mengakibatkan kejenuhan dan anak kehilangan kesempatan
untuk bermain. Ada juga tujuan orang tua menyekolahkan anak-anaknya di sana
karena tidak memiliki waktu mendidik, karena kedua orang tuanya sibuk bekerja,
sehingga sekolah menjadi ”tempat penitipan anak”. Ada orangtua yang
menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah full day, demi menghindari
pergaulan yang tidak baik di lingkungan rumah. Namun sayangnya, niat baik ini
tidak didukung oleh kondisi rumah yang islami. Hal inilah menyebabkan para
siswa hanya memahami bahwa kewajiban menjalankan perintah agama, salah satunya
menutup aurat hanya di sekolah. Di luar sekolah para siswa terbiasa buka
jilbab, dan tidak jarang juga ibu-ibu yang menjemput anaknya kesekolah tidak memakai
jilbab, sehingga nuansa keislaman bagi anak-anak hanya di lingkungan sekolah.
4.
Tata
kelola
Tata
kelola atau standar pengelolaan pendidikan diatur dalam Permendiknas nomor 19
Tabun 2007. Dalam Permen tersebut dinyatakan bahwa setiap sekolah dalam pengelolaanya
harus mempunyai rencana kerja yakni; (a). rencana kerja jangka pendek yang akan
dilaksanakan dalam satu tahun, dan (b). rencana kerja jangka menengah yang
menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun berkaitan
dengan mutu lulusan yang ingin dicapai, serta perbaikan komponen pendukungnya.
Dari
segi pengelolaan, antara sekolah di perguruan Adzkia berbeda dengan Ar Risalah.
Perguruan Ar Risalah menerapkan sistem boarding school yang membutuhkan
ibu dan bapak asuh, sedangkan Adzkia hanya menerapkan sistem full day
yang hanya membutuhkan guru pembimbing. Dari segi struktur pimpinan sekolah
mereka secara umum sama, yaitu sama-sama punya Kepala sekolah, Wakil kepala
sekolah dan pegawai administrasi.
Dalam
hal pelaksanaan mulai dari Penerimaan Siswa Baru, khususnya untuk memasuki SMP,
kedua perguruan ini menerapkan seleksi penerimaan siswa baru dengan melakukan
berbagai tes, seperti matematika dasar, IPA, Al Qur’an, dan wawancara. Dalam
proses pendidikan di sekolah, kedua perguruan ini menerapkan hal berbeda.
Perguruan Ar Risalah dibawah pimpinan Ustadz Irsyad Safar, LC, M.Ed karena
menerapkan siswa tinggal di asrama (boarding school), tata tertib yang
harus dipatuhi siswa cukup banyak, sehingga membutuhkan kesabaran yang cukup
tinggi, baik dari siswa dan juga bagi guru pembimbing mereka.
Berbeda
dengan perguruan Adzkia, sekolah yang di bawah pimpinan Drs. Edi Warman ini
karena menerapkan sistem full day (jam 07.15 sampai dengan 15.30), tata
tertib yang harus dipatuhi siswa tidaklah begitu rumit dan berbelit.
C.
Penutup
Dari
hasil pemaparan di atas, maka dapat dipahami perbedaan dan persamaan antara kedua
perguruan tersebut, yaitu perguruan Adzkia dengan perguruan Ar Risalah. Secara
kesimpulannya dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
PERGURUAN
ADZKIA
|
PERGURUAN AR
RISALAH
|
Sejarah
Berdiri
Sejarah berdiri
perguruan Adzkia tidak terlepas dari bimbingan belajar (Bimbel) Adzkia tahun
1987 yang berpusat di Lolong Padang yang didirikan oleh Prof. Dr. Irwan
Prayitno, bersama-sama dengan Drs. Faisal, Dr. Syukri Arief, M. Eng, dan
Mahyeldi Ansharullah, SP. Bimbel tersebut kemudian
dipindahkan ke PGAI dan selanjutnya pindah lagi ke Jalan Damar Padang di
tahun 1993. Pendirian TK Adzkia pertama berlangsung tahun 1993 di daerah
Purus, kemudian dibuka cabang di Padang Baru dan PGTK pun didirikan di
kawasan Purus. Kemudian SD Adzkia pun didirikan tahun 1996 di Taratak Paneh
Padang. Setelah lulusan pertama SD Adzkia tahun 2001, maka didirikanlah SMP
IT Adzkia di Taratak Paneh tahun 2002.
|
Sejarah
Berdiri
Perguruan Ar
Risalah muncul dari kepedulian sekelompok pelajar Sumatera Barat yang belajar
di LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) Jakarta. Maka pada hari Selasa tanggal 24 Juni 2003 di Solok Sumatera
Barat berdirilah sebuah yayasan dengan nama Yayasan Waqaf Ar Risalah
terdaftar secara resmi pada pegawai notaris Helmi Darlis No 28 tanggal
24/6/2003. Dan Program pertama adalah mendirikan Perguruan Islam Ar Risalah yang beralamat
di Air Dingin, RT 01 RW IX Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah,
Padang Provinsi Sumatera Barat. Sampai saat ini perguruan Islam Ar Risalah
telah melaksanakan pendidikan mulai tingkat SLTP (SMP) dan SLTA (MA).
|
Kurikulum
·
Kurikulum yang diterapkan di SMP
IT Adzkia
merupakan kurikulum yang memadukan kurikulum nasional berdasarkan
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi dan Permendiknas nomor
23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, dengan kurikulum Sekolah
Islam Terpadu (KSIT)
·
Perguruan Adzkia lebih
berorientasi kurikulum Al Qur’an dan Diniyah
|
Kurikulum
·
Perguruan Islam Ar Risalah
menggunakan kurikulum SMP menggunakan kurikulum berdasarkan Undang-undang
Sisdiknas serta beberapa Permendiknas serta dipadukan dengan kurikulum khusus
perguruan dengan mengacu pada kurikulum pendidikan setara di Timur Tengah.
·
Ar Risalah lebih lebih
berorientasi pada hafalan Al Qur’an, kemahiran berbahasa Arab dan Inggris.
|
Pembiayaan
Perguruan
Adzkia menerapkan standar pembiayaan sendiri. Lembaga ini dengan konsep otonomi
sekolah mengatur jenis pembiayaan, sumber pembiayaan dan program pembiayaan
sendiri. Untuk tingkat SMP orang tua membayar Rp. 550.000 per bulan, ditambah
dengan sumbangan-sumbangan lain seprti iuran pembangunan, konsumsi dan
lain-lain.
|
Pembiayaan
Perguruan Ar
Risalah menerapkan standar pembiayaan sendiri. Lembaga ini dengan konsep
otonomi sekolah mengatur jenis pembiayaan, sumber pembiayaan dan program
pembiayaan sendiri. Untuk tingkat SMP orang tua membayar mulai dari Rp. 750
000 sampai dengan Rp. 1.000.000, tergantung hasil kesepakatan dengan orang
tua.
|
Tata kelola
·
Perguruan Adzkia berbeda dengan
Ar Risalah. Perguruan Ar Risalah menerapkan sistem boarding school
yang membutuhkan ibu dan bapak asuh.
·
Dari segi struktur organisasi
ada pimpinan secara umum sama, yaitu sama-sama punya Kepala sekolah, Wakil
kepala sekolah dan pegawai administrasi.
|
Tata kelola
·
Perguruan Adzkia hanya
menerapkan sistem full day yang hanya membutuhkan guru pembimbing.
·
Dari segi struktur organisasi
ada pimpinan sekolah secara umum sama, yaitu sama-sama punya Kepala sekolah,
Wakil kepala sekolah dan pegawai administrasi.
|
[2] Ibid
[3] Ibid
[6] Ibid
[7] Ibid
[13] Ibid
[14] Budi Santoso, Hasil wawancara, (Tanggal: 9 Oktober
2011)
[16] Ibid
[17] Ibid
[18] Emilia, Hasil Wawancara, (Tanggal: 2 Desember 2011)
[19] Sudirman, Hasil Wawancara, (Tanggal: 2 Desember 2011)
DAFTAR
RUJUKAN
Hendrizal, (2011), Hasil Wawancara, Tanggal: 19 November
2011
Budi Santoso, (2011), Hasil wawancara,
Tanggal: 9 Oktober 2011
Emilia, (2011), Hasil Wawancara,
Tanggal: 2 Desember 2011
Sudirman, (2011), Hasil Wawancara,
Tanggal: 2 Desember 2011